12. Pengontrolan Lampu AC pada Arduino

12. Pengontrolan Lampu Ac pada Arduino

Bab ini membahas cara mengontrol lampu bertegangan AC. Dasar-dasar yang digunakan untuk mewujudkannya di bahas di bab ini supaya memudahkan anda dalam meralisasikannya.

12.1 Proyek dengan Lampu Bertegangan AC 

Sejauh ini, Anda sudah terbiasa mengendalikan LED untuk dihidupkan atau dimatikan. Lalu, bagaimana kalau yang hendak kita kendalikan bukan LED, melainkan lampu bertegangan AC? Hal inilah Yang akan dibahas pada bab ini.

Namun, perlu diketahui, bermain-main dengan tegangan AC 220V amat berbahaya. Oleh karena itu, Anda harus menyadari bahaya ini. Untuk itu, sejumlah tindakan preventif perlu dilakukan untuk menghindarkan diri dari terkena setrum listrik.

Gambar 12.1 memperlihatkan contoh lampu meja yang digunakan untuk keperluan percobaan. Selain itu, beberapa komponen/perkakas lain diperlukan untuk mengontrol lampu ini, sebagaimana dicantumkan pada Tabel 12.1.

GAMBAR 12.1

Lampu meja bertegangan 220 V

TABEL 12.1 Daftar komponen untuk percobaan dalam mengendalikan lampu AC

Komponen Keterangan
Modul relai digunakan untuk menghidupkan atau mematikan lampu bertegangan AC
Stop kontak, digunakan untuk menancapkan steker peralatan yang hendak dikontrol
Steker untuk dihubungkan ke stop kontak díndíng.
Kabel listrik untuk tegangan 220V untuk dihubungkan ke steker.

 

Kabel dupont.
Kotak untuk meletakkan komponen relai dan stop kontak,

 

Baut dan sekrup.

12.2 Dasar Relai 

Relai adalah komponen yang mengandung kumparan dan jika kumparan dialiri listrik akan bertindak seperti suatu saklar. Gambar 12.2 memperlihatkan contoh relai. Tampak bahwa terdapat 5 pin pada relai. Dalam keadaan A dan B tidak diberi tegangan atau tegangan bernilai OV, pin C terhubung dengan pin E. Itulah sebabnya pin E biasa dinamakan NC (normally connected) atau secara normal terhubung ke C. Jika pin A dan B diberi tegangan SV, pin C akan terhubung ke D. Pin D ini disebut NO (normally open) atau

GAMBAR 12.2 Relai mengandung 5 pin

yang berarti dalam keadaan normal tidak terhubung ke C. Relai yang ditunjukkan di depan dapat digunakan untuk menangani penyaklaran untuk tegangan DC maupun AC. Tegangan yang digunakan pada pin C, D, dan E dapat berupa tegangan AC 250V dengan arus hingga IOA atau tegangan DC30V dengan arus hingga IOA. Untuk memudahkan dalam melakukan percobaan dan menghindari kemungkinan terkena setrum, modul seperti terlihat pada Gambar 12.3 bisa digunakan. Bagian kiri adalah contoh modul yang mengandung 1 relai dan bagian kanan menunjukkan contoh modul yang mengandung 2 relai. Dengan menggunakan modul semacam itu, pemasangan kabel baik untuk kumparan maupun yang dihubungkan dengan komponen yang akan dikontrol dapat dilakukan dengan mudah. Hal terpenting vang perlu diperhatikan, pada modul relai terdapat pin COM. Pin ini dihubungkan dengan tegangan pemasok peralatan yang akan dikontrol dengan relai. Pin ini pada Gambar 12.2 diberi label pin C.

Pertama-tama, susunlah relai dan stop kontak dalam satu kotak berdasarkan rangkaian pada Gambar 12.4, hanya pada bagian wadah kotak. Hasilnya diperlihatkan pada Gambar 12.5. Tampak bahwa terdapat tiga kabel dupont yang nantinya dihubungkan ke Arduino. Steker yang nantinya dihubungkan ke stop kontak dinding digunakan sebagai pemasok tegangan pada peralatan yang GAMBAR 12.3 Modul relai

hendak dihubungkan ke stop kontak di wadah kotak.

Untuk melakukan pengujian awal terhadap rangkaian relai yang220V ditunjukkan pada Gambar 12.5, Anda bisa menempuh langkahlangkah seperti berikut.

  1. Hubungkan stop kontak dengan motor DC 5 Volt atau LED yang dipasang seri dengan resistor 220Q. Mungkin Anda memerlukan jepitan buaya

GAMBAR 12.4 Rangkaian untuk menghubungkan

stop kontak dan relai

untuk memudahkan dalam menjepit kabel.

  1. Hubungkan steker dengan tegangan 5V dan ground.
  2. Hubungkan dua kabel dupont yang terhubung ke VCC dan GND milik modul relai dengan tegangan 5V dan ground masing-masing.
  3. Hubungkan kabel yang terhubung ke pin IN milik modul relai ke ground.

Jika penyusunan rangkaian sudah benar, motor DC akan berputar atau LED menyala. Perlu diketahui, modul relai yang digunakan penulis akan membuat pin NO terhubung ke COM jika IN dihubungkan ke ground. Jika IN diberi nilai HIGH (5V), pin NC terhubung ke COM.

Jika percobaan di atas berhasil, Anda bisa mengujinya dengan menggunakan lampu meja. Namun, sekali lagi, Anda harus berhati-hati karena Anda bekerja dengan tegangan AC 220V yang sangat berbahaya bagi kita jika sampai tersentuh.
GAMBAR 12.5 

Contoh penyusunan rangkaian di dalam wadah suatu kotak

Adapun langkah-langkahnya seperti berikut.

  1. Hubungkan stop kontak dengan lampu meja. Pastikan wadah suatu kotak saklar pada lampu tersebut dalam keadaan ON.
  2. Hubungkan steker dengan sumber tegangan 220V.
  3. Hubungkan dua kabel dupontyangterhubung ke VCC dan GND milik modul relai dengan tegangan 5V dan ground masing-masing.
  4. Hubungkan kabel yang terhubung ke pin IN milik modul relai ke ground.

Lampu pun akan menyala. Setelah itu, lepaskan steker dari pasokan tegangan 220V untuk keperluan percobaan berikutnya.

12.3 Percobaan dengan Memanfaatkan Arduino Sebagai Web Server 

Untuk melakukan percobaan ini, salinlah sketsa EthLed2 yang dibahas pada Bab 9 dan beri nama salinannya berupa EthLampu. Secara prinsip, perubahan yang dilakukan adalah dengan mengganti kata “Led” menjadi “Lampu” dan “LED” menjadi “LAMPU”. Terakhir, mengingat lampu menyala justru kalau pin IN pada modul relai dihubungkan ke ground (nilai LOW) maka perubahan juga perlu dilakukan di definisi fungsi prosesPermintaan ( ) .

Kode selengkapnya adalah seperti berikut.

Unggahkan sketsa ini ke papan Arduino. Tentu saja, Anda perlu membuat rangkaian seperti pada Gambar 9.13 terlebih dahulu. Lalu, hubungkan kabel yang terhubung ke pin IN milik modul relai ke pin 2 Arduino dan satu kabel lagi ke pin GND Arduino. Terakhir, pasangkan steker ke sumber tegangan

220V. Lalu, Anda bisa memasukkan alamat IP server di browser untuk melakukan pengujian. Gambar 12.6 menunjukkan antarmuka ketika lampu mati. Adapun Gambar 12.7 memperlihatkan keadaan lampu.

 

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.