Pendidikan Karakter

Belakangan ini pendidikan karakter sedang gencar-gencarnya dibicarakan. Banyak sekolah yang akhirnya membuat sistem pendidikan baru yang berbasis pendidikan karakter. Namun apa sebenarnya pendidikan karakter itu? Pentingkah diadakannya pendidikan karakter disekolah? Bagaimana cara untuk memberikan pendidikan karakter pada anak?

Pertanyaan-pertanyaan diatas tadi akan kami bahas dalam artikel ini.

Jika kita bertanya apa itu pendidikan karakter, kita dapat melihat salah satu contoh bagaimana semrawut dan kacaunya berita-berita negatif yang diberitakan oleh televisi, maraknya masalah-masalah sosial dimasyarakat juga menunjukkan buruknya karakter yang terbentuk dari individu yang melaukannya. Contoh lain akibat buruknya karakter yang dimiliki individu adalah tindakan kekerasan yang terjadi dimana-mana, tawuran antar pelajar, kurangnya rasa hormat dan sopan santun terhadap orang yang lebih tua dan sebagainya. Bahkan sebagian besar yang terlibat dalam masalah-masalah sosial tersebut adalah remaja. Miris mendengarnya… bagaimana tidak.. remaja yang akan menjadi tolak ukur dan penentu kemajuan bangsa malah memiliki karakter yang buruk. Akan jadi apa bangsa ini?

Pendidikan karakter memang harus segera di galakan. pasalnya… semakin lama kita berdiam maka akan semakin bobrok mental dan karakter generasi penerus bangsa. Kemajuan teknologi dan kebabasan demokrasi yang terlewat batas menjadi pemicu bobroknya mental dan karakter generasi penerus bangsa. Peran anak-anak bangsa yang hanya menjadi pengguna teknologi tanpa adanya keinginan untuk menciptakan teknologi hanya akan membodohkan dan menjadikannya menjadi anti sosial. Begitu juga dengan kebebasan demokrasi yang berlebihan, hanya akan membuat banyak generasi muda kita menjadi bebas melewati dari batas norma dan nilai yang berlaku di masyarakat.

Namun bagimana cara kita menanamankan karakter yang baik bagi generasi penerus bangsa?

Jawabannya adalah dengan pendidikan karakter. Sebenarnya pendidikan karakter pertama yang didapatkan oleh individu adalah dari keluarganya. Pada tahap ini, peran orang tua sangat dominan dalam pembentukan seseorang. Karena pembentukan karakter individu yang paling besar terjadi ketika dia masih berusia kanak-kanak. namun belakangan ini banyak juga sekolah yang akhirnya membuat sistem pendidikan berbasis pendidikan kerekater. Pada artikel ini, kita akan membahas beberapa cara yang dapat dilakukan oleh sekolah untuk membentuk karakter yang baik pada siswa dan siswinya.

  1. Kegiatan rutin disekolah

Kegiatan ini bisa dilakukan dengan memberikan salam dan memberi hormat apabila bertemu guru dan orang yang lebih tua disekolah. Biasakan untuk bertegus sapa apabila bertemu teman, kakak kelas, ataupun adik kelas. Di ruang kelas dapat dialakukan piket rutin bergilir seluruh warha gelas.

  1. Upacara bendera

Upacara bendera secara rutin juga dapat menjadi salah satu cara untuk menanamkan pendidikan karakter bagi siswa. karena siswa dituntut untuk rapi, tertib, dan disiplin. Siswa juga diajak untuk kembali mengingat perjuangan para pahlawan yang mempertaruhkan nyawa demi kemerdekaan bangsa Indonesia.

  1. Kegiatan spontan

Kegiatan spontan dapat juga disebut kegiatan insidental. Kegiatan ini dilakukan secara spontan tanpa perencanaan terlebih dahulu. Contoh kegiatan ini adalah mengumpulkan sumbangan ketika ada teman yang terkena musibah atau sumbangan untuk masyarakat ketika terjadi bencana.

  1. Pengkondisian

Pengkondisian berkaitan dengan upaya sekolah untuk menata lingkungan fisik maupun nonfisik demi terciptanya suasana mendukung terlaksananya pendidikan karakter.

  1. Keteladanan

Sikap keteladanan disekolah dapat dilakukan oleh guru, tenaga kependidikan sekolah, ataupun siswa dengan bersikap yang baik sehingga dapat menjadi contoh dan panutan bagi siswa lain.

  1. Pengintegrasian dalam mata pelajaran

Butir-butir nilai pendidikan karakter sudah seharusnya terdapat di setiap standar kompetensi dan kompetensi dasar yang ada di setiap bahan ajar yang diberikan. Pengintegrasian ini dimulai dari pencantuman nilai-nilai karakter di dalam silabus dan secara aktif mengajarkan nilai tersebut dalam proses pembelajaran. Ini dilakukan sambil secara interaktif berkomunikasi dengan siswa yang kesulitan merealisasikan butir-butir nilai pendidikan karakter yang diajarkan kepadanya.

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.